Kenapa UMKM Berpeluang Jadi Korban Modus Hoax dan Penipuan?
Kenapa UMKM Berpeluang Jadi Korban Modus Hoax dan Penipuan?

Modus Hoax dan Penipuan yang Mengintai UMKM, Kenali dan Waspada !

Mon, 22 Jul 2024 13:43:50

Ancaman kejahatan siber terhadap para pelaku UMKM dalam bentuk kabar hoaks hingga penipuan digital memang sangatlah besar dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data statistik tahun 2022 yang dilansir Antara, setidaknya lebih dari 60% korban kejahatan siber adalah para pengusaha kecil dan sisanya pebisnis level perusahaan. Supaya Sahabat Wirausaha bisa lebih waspada, berikut beberapa modus kejahatan siber, modus hoax dan penipuan UMKM secara digital yang wajib diwaspadai di tahun 2024: 

<span style="box-sizing: border-box; font-size: 14pt;">1. Kebocoran Data Internal</span>

Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan sejak tahun 2020 hingga 2022, sedikit banyak membuat konsep bisnis UMKM berubah drastis. Jika dulu mungkin penjualan dilakukan di pusat keramaian, wabah corona memaksa pelaku UMKM bermigrasi ke ranah digital. Menawarkan produk di media sosial dan e-commerce akhirnya dilakukan lantaran keterbatasan sosial. Perubahan konsep bisnis ini sangatlah positif mengingat internet kini menjadi kebutuhan masyarakat, tapi juga berdampak pada ancaman siber.

Kenapa begitu? Karena saat pelaku UMKM jadi go digital, seluruh data usaha akan diolah juga ke komputer maupun smartphone yang bisa diakses internet mulai dari stok barang, laporan finansial, hingga data-data pribadi pemilik. Hanya saja data-data tersebut bisa saja bocor karena kesalahan internal, seperti tak sengaja mengunduh program dan game ilegal yang akhirnya membuat pelaku UMKM terancam jadi korban penipuan akibat kebocoran data pribadi.

<span style="box-sizing: border-box; font-size: 14pt;">2. Serangan DDos</span>

Serangan modus hoax dan penipuan UMKM yang selanjutnya adalah dalam bentuk DDos. Masih berkaitan dengan UMKM go digital, keberadaan website memang sangat membantu pelaku usaha mikro untuk mengenalkan produk dan pencarian di search engine internet. Saat ini membangun situs bisnis tidaklah rumit, hanya saja yang wajib dipahami Sahabat Wirausaha adalah tingkat kenyamanan website. Ada banyak cerita situs-situs bisnis yang diretas atau menjadi korban serangan DDos.

Sekadar informasi, serangan DDos akan membuat website bermasalah karena mendadak banyak diakses secara bersamaan. Jika pebisnis UMKM gugup atas serangan ini, bukan tak mungkin si pelaku kejahatan siber bisa melancarkan modus penipuan seperti meminta bayaran dalam jumlah besar sebagai ganti akses normal ke website. Untuk itulah penting bagi kalian membangun situs yang aman dari serangan DDos.

<span style="box-sizing: border-box; font-size: 14pt;">3. Malware</span>

Seperti yang sudah Sahabat Wirausaha ketahui, persoalan modal adalah masalah yang sering dialami pelaku UMKM. Karena terbatasnya modal bisnis inilah, mereka mayoritas menggunakan program-program gratisan bahkan cenderung ilegal untuk menjalankan kebutuhan digital usaha. Kebiasaan ini justru tidak baik karena software bajakan misalnya, bisa saja mengandung file-file berbahaya yang terkontaminasi malware dan merusak sumber daya bisnis.

<span style="box-sizing: border-box; font-size: 14pt;">4. Rekayasa Sosial</span>

Pernahkah Sahabat Wirausaha menemukan situs marketplace yang ternyata palsu dan sudah direkayasa sedemikian rupa oleh penjahat siber? Modus penipuan seperti ini ternyata sering dialami pebisnis UMKM yang biasanya disebarkan melalui tautan-tautan tidak jelas atau email pishing. Sehingga jika pengusaha kecil tidak cukup memiliki literasi digital baik, mereka bisa saja percaya dengan situs palsu dan melakukan transaksi keuangan yang berujung pada modus hoax dan penipuan UMKM.

<span style="box-sizing: border-box; font-size: 14pt;">5. Hoax Event Palsu</span>

Mendapat tawaran untuk terlibat dalam sebuah event yang digelar institusi besar memang kesempatan menggiurkan bagi UMKM untuk memperkenalkan produk. Tak jarang mereka rela mengeluarkan uang DP terlebih dulu untuk mengamankan kesempatan berjualan tersebut, tanpa sadar kalau bisa saja info event itu palsu alias hoaks. Kasus penipuan seperti itulah yang dialami setidaknya 55 pelaku UMKM di Solo pada Juli 2023 silam.

Dilansir Solopos, puluhan pelaku UMKM itu bahkan masing-masing sudah melakukan transfer dana sebanyak Rp200 ribu kepada penyelenggara event yang mengaku sebagai Lokananta agar memperoleh stan jualan. Sekadar informasi, Lokananta sendiri adalah bekas BUMN yang bergerak di bidang rekaman musik. Padahal menurut In Magma selaku project manager Lokananta, pihaknya melakukan open submission untuk calon tenant secara mandiri di akun media sosial resmi.

<span style="box-sizing: border-box; font-size: 14pt;">6. Penipuan Transaksi Digital</span>

Sahabat Wirausaha tentu sadar bahwa tidak semua pelaku UMKM memahami fitur-fitur keuangan yang disediakan perbankan maupun platform e-wallet. Hal ini justru jadi celah para penjahat siber seperti yang dialami Yuni Widyastuti, seorang pebisnis UMKM di Depok, Jawa Barat. Dilansir Kompas, Yuni bahkan kehilangan Rp9,2 juta pada tahun 2020 silam lantaran mengikuti arahan penipu asal Tangerang Selatan yang memperdayai dirinya lewat fitur e-wallet sehingga dana pribadinya berpindah tanpa sadar.Ini adalah salah satu contoh di mana kita harus berhati-hati dalam bertransaksi karena kenyataannya, modus hoax dan penipuan UMKM mengintai pula dari kegiatan pembayaran.

<span style="box-sizing: border-box; font-size: 14pt;">7. Hoax Bantuan Pemerintah</span>

Bisa dibilang ini adalah salah satu jenis hoaks paling banyak memperdaya pelaku UMKM. Seperti yang sudah disebut sebelumnya, masalah terbesar pebisnis UMKM adalah permodalan. Sehingga saat ada info bantuan modal terutama dari pemerintah, akan banyak pelaku UMKM yang percaya begitu saja. Terbaru pada April 2024 silam, beredar pesan berantai di WhatsApp mengenai bantuan sebesar Rp125 juta dari BI untuk para pengusaha kecil sebanyak 1,9 juta pelaku, berupa bansos produktif.

Tak ingin kabar hoaks semakin tersebar, BI pun akhirnya angkat bicara melalui akun Instagram resminya. Bank sentral milik Indonesia itu menegaskan bahwa BI bukanlah penyalur bansos. Hanya saja karena hoaks sudah tersebar, tentu ada pelaku UMKM yang sudah menyetorkan dokumen pribadi sehingga kewaspadaan tinggi memang sangat diperlukan.

Nah, bagaimana Sahabat Wirausaha? Sangat berbahaya sekali bukan penyebaran modus hoax dan penipuan UMKM? Untuk itulah kalian sebagai pelaku usaha kecil ada baiknya melakukan pengecekan ulang terhadap seluruh informasi yang ada, termasuk meningkatkan literasi digital dan finansial supaya tidak jadi korban penipuan, serta tentunya kabar bohong. Jika pebisnis UMKM semakin paham, maka usaha yang dijalankan juga dapat berjalan lancar dan omzet terus meningkat.

Sumber : Umkmindonesia.id

#umkmindonesia #peluangbisnis #penipuan #umkmcerdas #edukasiumkm
Person
Mon, 22 Jul 2024 13:44:37

Music Director II Script Writter II Editor II Sound Arranger II Bassist II Digital Businnes

Comments (0)